Senin, 25 Mei 2015

Life is Unexpected



Takdir emang gak bisa ditebak. Awalnya aku kira aku punya keluarga yang utuh. Keluarga bahagia dengan kedua orang tua masih menjagaku. Tahun demi tahun berlalu ternyata semuanya berubah. Sungguh terlalu cepat. Aku sendiri bahkan nggak sadar. Aku nggak bisa menggambarkan perasaanku sekarang. Aku jadi salah satu diantara sekian banyak anak dari keluarga yang terpisah. Aku nggak nyangka bakal kayak gini. Saat semua ini terjadi aku gak punya siapapun untuk bersandar. Buat nangis aja udah nggak bisa. Aku bingung harus bagaimana, kondisi keluarga pas-pasan. Saudara udah acuh karena aku nggak mau menerima tawaran kerja dari mereka di Surabaya. Mereka nggak suka aku punya pekerjaan yang aku cari dengan usahaku sendiri, dengan keringatku sendiri. Justru aku malah dicap anak keras kepala, anak sombong, anak kurang ajar karena nggak mau nerima tawaran mereka. Aku bukan orang yang frontal buat mengekspresikan perasaanku. Aku gak mau nerima tawaran Bulek karena aku tahu suatu saat bakal diungkit semua hal yang aku minta. Masalah flash disk aja sampe sekarang masih aja dibahas, apalagi kerjaan. Seumur hidup aku bakal dibuat berutang budi. Aku gak pengen hutang budi. Selagi aku bisa mencari pekerjaan sendiri pasti aku akan cari. Aku malah lebih bahagia seperti ini. Walaupun gaji kecil tapi ini usahaku sendiri. Aku juga bangga dengan pekerjaanku sekarang. Memang gajinya nggak sebesar pekerjaanku yang dulu. Tapi aku nggak minta banyak. Aku juga mau hidup susah. Cuma makan tahu tempe pun aku terima. Berangkat kerja naik angkot pun aku jalani. Aku nggak pernah ngeluh. Kenapa saudara-saudaraku nggak bisa menerima keputusanku? Kenapa mereka malah menganggap aku keras kepala dan egois? Aku berharap semua anggapan itu bakal hilang. Aku bahagia dengan hidupku yang sekarang, dengan pekerjaanku sekarang, tapi aku ingin memiliki keluarga yang utuh lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar