Takdir emang gak bisa ditebak. Awalnya aku
kira aku punya keluarga yang utuh. Keluarga bahagia dengan kedua orang tua
masih menjagaku. Tahun demi tahun berlalu ternyata semuanya berubah. Sungguh terlalu
cepat. Aku sendiri bahkan nggak sadar. Aku nggak bisa menggambarkan perasaanku
sekarang. Aku jadi salah satu diantara sekian banyak anak dari keluarga yang
terpisah. Aku nggak nyangka bakal kayak gini. Saat semua ini terjadi aku gak
punya siapapun untuk bersandar. Buat nangis aja udah nggak bisa. Aku bingung
harus bagaimana, kondisi keluarga pas-pasan. Saudara udah acuh karena aku nggak
mau menerima tawaran kerja dari mereka di Surabaya. Mereka nggak suka aku punya
pekerjaan yang aku cari dengan usahaku sendiri, dengan keringatku sendiri. Justru
aku malah dicap anak keras kepala, anak sombong, anak kurang ajar karena nggak
mau nerima tawaran mereka. Aku bukan orang yang frontal buat mengekspresikan
perasaanku. Aku gak mau nerima tawaran Bulek karena aku tahu suatu saat bakal
diungkit semua hal yang aku minta. Masalah flash disk aja sampe sekarang masih
aja dibahas, apalagi kerjaan. Seumur hidup aku bakal dibuat berutang budi. Aku gak
pengen hutang budi. Selagi aku bisa mencari pekerjaan sendiri pasti aku akan
cari. Aku malah lebih bahagia seperti ini. Walaupun gaji kecil tapi ini usahaku
sendiri. Aku juga bangga dengan pekerjaanku sekarang. Memang gajinya nggak
sebesar pekerjaanku yang dulu. Tapi aku nggak minta banyak. Aku juga mau hidup
susah. Cuma makan tahu tempe pun aku terima. Berangkat kerja naik angkot pun
aku jalani. Aku nggak pernah ngeluh. Kenapa saudara-saudaraku nggak bisa
menerima keputusanku? Kenapa mereka malah menganggap aku keras kepala dan
egois? Aku berharap semua anggapan itu bakal hilang. Aku bahagia dengan hidupku
yang sekarang, dengan pekerjaanku sekarang, tapi aku ingin memiliki keluarga
yang utuh lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar